Friday 8 February 2013

Pesan Dari Maulana


1. Maulana Syamim

Amalan haji adalah ijtima umat islam terbesar dan kewajiban hanya sekali saja. Jika berhaji dengan betul, akan jadi wali Alloh. Jika niat berhaji tak betul, haji tanpa kesan, akan dilempar balik seperti kain kotor yang dilemparkan. Begitupun ijtima, jika datang dengan niat baik, maka satu ijtima cukup membuat cinta kepada Alloh SWT. Satu ijtima yang betul cukup bagi Alloh SWT untuk membuat keputusan memberi hidayah untuk seluruh alam.

Ijitima bukan untuk menghimpun manusia sebanyak-banyaknya, tapi untuk mengumpulkan dua usaha, sebelum ijtima (ruh ijtima), setelah ijtima (perhiasan ijtima).
Usaha sebelum ijtima adalah menjumpai setiap orang islam agar hatinya berpaling kepada Alloh SWT sehingga ada kemanisan untuk ta’at. Dikarenakan adanya pengorbanan orang-orang sebelum ijtima, maka yang hadir di ijtima mendapat hidayah, dan hidayah juga akan tersebar ke seluruh alam. Usaha dalam ijtima adalah agar setiap orang terlibat dalam amal ijtimai dan infirodi. Semakin terjaga amalan, maka semakin cepat turunnya hidayah. Hidayah ada 2 tahap : untuk diri sendiri dan asbab hidayah untuk orang lain. Untuk menjadi asbab hidayah maka niatkan untuk bergaul dengan semua orang dari semua negara, kita merasa sebagai satu umat, hilangkan ashobiyah. Ashobiyah ini sangat dibenci Alloh dan menyebabkan tertolaknya amal seseorang.

Untuk menghilangkan ashobiyah : Alloh SWT perintahkan ibadah haji, shalat dan shaum. Dalam haji diperintahkan untuk menyebarkan salam (untuk menghilangkan sifat sombong, merasa sebagai penanggung jawab. Sehingga Nabi SAW selalu mendahului dalam memberi salam, tidak pernah didahului oleh sahabat), bersikap lemah lembut, dan suka memberi makanan (jangan menunggu untuk diikrom, tapi beri ikrom untuk satukan hati).

Di negara-negara anda akan diadakan ijtima dan jika anda bersungguh-sungguh usaha atas ijtima ini, maka ijtima anda akan menjadi asbab hidayah ke seluruh alam. Tanggal ijtima bukan awal ijtima, tapi itu tanggal berakhirnya ijtima. Ijtima bermula sejak tanggal ijtima ditetapkan.

2. Maulana Ihsan

Alloh SWT beri agama dan usaha atas agama, untuk menghindarkan manusia dari tersiksa selama-lamanya di dalam neraka.
Nabi Muhammad SAW dilebihkan dari nabi-nabi terdahulu, hal ini telah tercantum dalam kitab-kitab terdahulu. Wajah Nabi SAW itu lebih terang daripada bulan purnama. Umat Muhammad SAW juga dilebihkan dari umat-umat terdahulu, karena umat ini diberi 2 keistimewaan, yaitu untuk ibadah dan untuk mengambil kerja Nabi. Umur nabi-nabi terdahulu panjang akan tetapi usahanya lokal dan berjangka. Umur Nabi Muhammad SAW pendek, tapi usahanya kekal sampai kiamat, dikarenakan umatnya dilibatkan. Hari pertama kenabian, Muhammad SAW langsung melibatkan orang tua, wanita dan anak-anak/pemuda.

Para sahabat telah memahami akan tanggung jawab ini, dan mereka menggunakan 100% hidup mereka untuk agama. Tapi hari ini kita habis-habisan untuk perkara dunia, sehingga kita menjadi budak orang kafir. Maka kita perlu istighfar dan taubat sebanyak-banyaknya, karena seseorang yang beristighfar dan bertaubat dengan ikhlas, seolah-olah tak berbuat dosa dan kita juga mengajak orang lain juga untuk taubat. Saat kita ajak orang lain, kita perlu bersabar, seperti lautan yang selalu menerima segala sesuatu dan mencucinya menjadi bersih.

3. Maulana Ahmad Lat

Hamba yang paling dicintai Alloh SWT adalah hamba yang paling cinta kepada keluarga-Nya, yaitu seluruh makhluk-Nya. Manusia akan merasakan rugi jika tidak ada iman. Harta dan diri hendaknya senantiasa dipakai untuk usaha iman. Ashabul kahfi pergi keluar rumah untuk selamatkan iman, maka Alloh telah bantu, bentangkan rahmat walau di tempat sempit (gua) tidak diberi makan, tapi dibebaskan dari sifat lapar. Bahkan anjing mereka (yang hanya nusroh mereka) pun dimuliakan. Seharusnya hewan tidak masuk surga, tapi nanti anjing ini akan dimasukkan surga, dan dirubah menjadi manusia.

Apalagi jika kepergian seseorang keluar rumah untuk fisabilillah, tidak hanya untuk selamatkan iman dirinya sendiri, tapi untuk memperjuangkan dan menyebarkan iman kepada seluruh manusia, maka anjing yang hanya nusroh saja kepada jamaah akan diberi rahmat, dihilangkan sifat hewani dari dirinya. Bayangkan apa yang diberikan kepada orang yang khuruj itu sendiri.

4. Maulana Ismail

Dalam keletihan dan pengorbanan amal, ada pahala dan ketenangan dari Alloh SWT. Puasa menyebabkan lapar, berhaji menyebabkan letih, tapi mereka diberi ketenangan oleh Alloh SWT. Nampak zahir mereka sengsara, tapi hakekatnya mereka kuat dan sehat di mata Alloh SWT.

Akan tetapi, tanpa da’wah, pertolongan Alloh tidak datang. Semua kesusahan dalam ibadah tidak mendatangkan pertolongan Alloh SWT, walaupun dengan berdo’a dan istighotsah, jika tidak ada da’wah maka pertolongan Alloh SWT tidak akan datang.

Untuk taat kepada Alloh SWT, zahirnya ada kesusahan dan keletihan, tapi hakekatnya Alloh SWT memberi ketenangan. Seperti orang makan sambal, zahirnya kepedasan, keringatan, kepanasan, tapi yang makan mau nambah lagi. Begitu juga ahli dunia melihat ahli da’wah sengsara dalam usaha agama, tapi mereka sendiri senantiasa bersyukur, Alloh SWT beri ketenangan dalam kehidupannya.

5. Maulana Saad

Jika umat jalankan da’wah secara ijtimai, maka agama akan wujud dalam kehidupan umat ini. Jika tidak, umat Islam akan jadi mad’u, objek da’wah, ikut kesana kemari, waktu dan harta akan dipergunakan untuk yang sia-sia. Jika umat terlibat dalam usaha da’wah, maka harta dan waktu akan terpelihara dan akan digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat.

Da’i tidak akan terkesan dengan keadaan. Abdullah bin Quhafah dida’wahi untuk meninggalkan Islam, dirayu dengan kerajaan, ditakuti dengan kematian, tidak terkesan. Sehingga fardlu a’in bagi setiap umat untuk berda’wah. Jika dipikirkan kalau da’wah itu hukumnya hanya fardu kifayah, maka orang yang tidak berda’wah akan dida’wahi oleh orang lain/ hal-hal lain. Pindahnya agama seseorang itu dimulai jika da’wah ditinggalkan.

Da’wah adalah penyelesain masalah infirodi dan ijtimai. Alloh SWT telah berfirman, “Siapa yang lebih baik perkataanya (yang lebih baik agamanya) dari orang yang menyeru kepada Alloh SWT dan beramal soleh”. Disini diterangkan bahwa agama terbaik hanya terwujud dengan menyatukan da’wah dan ibadah. Ini tidak hanya merupakan pertanyaan, tapi penjelasan dan penegasan bahwa da’wah itulah satu-satunya jalan untuk mendapatkan agama yang baik.

Da’wah menimbulkan isti’dat/kesiapan untuk berbuat baik, seperti membajak sawah agar siap untuk ditanami. Da’wah juga membuat istiqomah bagi yang telah beramal. Harus difahami, bahwa da’wah adalah fardu a’in. Jika da’wah itu fardhu kifayah, maka artinya niat da’wah itu untuk memperbaiki orang lain. Karena amalan fardu kifayah selalu untuk orang lain, seperti sholat jenazah untuk orang lain. Tapi sholat wajib itu untuk diri sendiri, sehingga hukumnya fardu a’in. Demikian pula wajibnya da’wah adalah untuk menyelamatkan iman dalam diri sendiri, sehingga hukumnya fardu a’in, Maka bermujahadah dalam da’wah adalah untuk manfaat diri sendiri (waman jaahada fainnamaa yujaahidu linafsih). Jika da’wah bertujuan untuk orang lain, maka dalam berda’wah akan mencari cara-cara lain, seperti pakai Hand Phone, pakai internet, dsb, hal ini tidak bermujahadah.

Da’wah dibuat agar hanya terkesan kepada Alloh SWT. Jika telah bisa menafikkan semuanya dan terkesan hanya kepada Alloh SWT, maka akan dapat pertolongan langsung dari Alloh SWT. Caranya:

a) Buat zikir dan da’wah sebanyak-banyaknya. Buat halakah iman
b) Banyak bercerita tentang nabi-nabi untuk menguatkan iman kaum ini.
c) Banyak cerita tentang nusrotullah dalam perjuangan agama para sahabat untuk memberi semangat umat ini
d) Banyak baca ayat dan hadits tentang ciri-ciri orang yang beriman.

Nusrotullah akan datang dengan sabar dan taqwa (waintashbiruu watattaquu, laa yadurrukum kaiduhum syai’aa). Sabar saja tanpa taqwa, tidak akan turun pertolongan Alloh SWT. Sabar tanpa taqwa seperti sabarnya pencuri yang tertangkap dan dipukuli oleh polisi.

Kita juga harus membawa yakin pada Alloh SWT dalam bermuamalah. Mengenai asbab kebendaan, ada dua hal:

a) Masukkan hukum / perintah Alloh SWT dalam asbab kebendaan.
b) Utamakan amal daripada asbab. Kejayaan ada pada perintah Alloh SWT, bukan pada asbab.



6. Maulana Umar palanpury rahimahullah

Suatu masa seorang da’i/pekerja agama telah menghantarkan sepucuk surat kepada Hadrat Ji Maulana In’amul Hasanrahimahullah, menyatakan bahwa dia sanggup berjihad sehingga mati syahid. Hadrat Ji menjawab, “Sekarang korbankan jazbah (semangat berjuang untuk agama) adalah lebih penting daripada mengorbankan nyawa tuan. Berita kemenangan Islam akan sampai kepada para pejuang walaupun sudah berada dalam kubur.”

7. Maulana Syed Ahmad Khan rahimahullah

Dalam kerja dakwah kita akan pegang kaki-kaki manusia untuk memujuk dan merayu mereka (maksudnya kita merendahkan diri untuk agama Allah) agar kembali kepada Allah.

8. Maulana In’amul Hasan rahimahullah

Dalam tangisannya Hadrat Ji Maulana In’amul Hasanrahimahullah mengatakan, “Apakah yang akan aku katakan kepada Allah apabila Allah memperingatkanku dan minta pertanggungjawaban kepadaku bahwa In’am (hadrat Ji) menyediakan pekerja agama yang tidur (tidak bangun tahajjud)!” Peristiwa itu terjadi pada tahun 1982 setelah Hadraji meronda pada suatu malam saat jord, banyak orang lama tidur tanpa bangun tahajjud. Usaha dakwah ini adalah menyediakan tanah supaya kita dapat memetik buah-biahan iman, sedangkan tanah itu adalah hati kita.

9. Maulana In’amul Hasan rahimahullah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “ Shalatlah kalian sebagaimana melihat aku shalat.” Shalat yang mana? Yaitu shalat yang terdengar seperti air yang sedang mendidih di dalam dada baginda Nabi shalallahu’alaihi wasallam.Bagaimana shalat kita dihiasi dengan tangisan dan linangan air mata, ketakutan kepada Allah serta penuh tumpuan kepadaNya.

10. Maulana Ilyas rahimahullah

Barangsiapa yang berdzikir dalam keadaan hatinya lalai kepada Allah maka akan semakin bertambah kemalasan dalam dirinya. 
Dengan usaha dakwah, mula-mula setiap manusia disatukan dengan Allah, kemudian Allah akan menyatukan sesama mereka (manusia).
Usaha ini adalah pergerakan iman dan Taklim adalah lebih penting daripada bayan

11. Maulana Ubaidillah rahimahullah

Yang membuat usaha agama/dakwah sebagai maksud hidup sesungguhnya dialah yang membuat persediaan untuk kehidupan akhirat.

12. 
Maulana Yufus rahimahullah

Dengan kerja dakwah ini kita hendaklah keluarkan diri kita dari penipuan diri. (Penipuan diri maksudnya menganggap diri, harta dan waktu milik kita sendiri dan menggunakan sesuai keinginan hawa nafsu kita, padahal semuanya milik Allah dan seharusnya digunakan sesuai dengan kehendak Allah).
Agama akan datang dalam kehidupan menusia melalui ibadat, dan agama akan keluar dari kehidupan manusia melalui muamalat.

0 comments:

Post a Comment